Apa Jin Qorin itu dan Apakah Mayat Mendengarkan Orang di Dunia?

Apa Jin Qorin itu 
dan Apakah Mayat Mendengarkan Orang 
di Dunia?

Tanya :
"Apakah kalau seseorang sudah meninggal, org tersebut dpt melihat kondisi keluarga yg ditinggalkannya?
Lalu apakah jin qorin itu akan tinggal di kediamannya dikala msh hidup?"
Jazakallah khairan.

Jawab Ustadz :

Alhamdulillah wash sholatu was salamu ala nabiyyina wa ala alihi wa shohbihi ajma'in.

1/ Seorang insan bila ia telah mati, maka ia telah hilang bersama jasad dan rohnya menuju "Alam Barzakh".

Allah -Tabaroka wa Ta'ala- berfirman,
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (100) [المؤمنون : 99 ، 100]
"Hingga apabila datang ajal kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah Aku (ke dunia) supaya saya berbuat amal yang saleh terhadap yang telah saya tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu yaitu perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh (dinding) hingga hari mereka dibangkitkan." (QS. Al-Mu'minun : 99-100)


Ahli Tafsir dari kalangan tabi'in, Mujahid bin Jabr Al-Makkiy -rahimahullah- berkata,
حجاب بين الميت والرجوع إلى الدنيا.
"(Barzakh) yaitu hijab (penghalang) antara si mayit dengan kembalinya ia ke dunia."
[Atsar Riwayat Ibnu Jarir Ath-Thobari dalam Jami' Al-Bayan fi Ta'wil Ayil Qur'an (71/19)]

Roh mayit tidak akan kembali kepada keluarganya, dan tidak lagi mengetahui kondisi keluarganya. Adapun dongeng yang sering kita dengarkan bahwa roh itu akan kembali ke sisi keluarganya selama 40 hari, maka ini termasuk dongeng khurofat dan dusta serta tidak memiliki sandaran dalil dari Al-Qur'an dan sunnah.

Jadi, seorang mayit tidak lagi mengetahui keadaan-keadaan keluarganya, sebab ia telah berada di alam lain dan sibuk mencicipi kenikmatan, bila ia yaitu seorang yang sholih, atau ia sibuk dengan adzab (siksaan) kubur, bila ia yaitu seorang yang kafir atau fasik.

Demikian pula keluarga mayit yang masih hidup di dunia, tidak lagi mengetahui keadaan si mayat.

Adapun sebagian orang terkadang melihat si mayit dalam mimpi, maka perlu kita pahami bahwa mimpi itu terkadang benar, dan terkadang pula terjadi sebab gangguan dan permainan syaithon.

Terkadang orang yang hidup mengetahu sebagian kecil dari keadaan si mayit melalui jalan mimpi. Hanya saja hal itu tentunya tergantung kpd kejujuran si pemimpi, dan benarnya mimpi serta adanya kemampuan bagi si penakbir dalam menakbirkan mimpi-mimpi itu.

Sejalan dengan hal itu, tidak boleh kita pastikan kandungan dari mimpi-mimpi itu, kecuali kalau disana terdapat dalil perihal hal itu. Karena, terkadang mimpi itu benar, dusta, dan tidak diketahui kebenarannya.

2/ Jin qorin (pengiring) yang senantiasa mengikuti seseorang telah dijelaskan di dalam Al-Qur'an dan sunnah.

Allah -Subhanahu wa Ta'ala- berfirman,
قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِنْ كَانَ فِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ (27) قَالَ لَا تَخْتَصِمُوا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ إِلَيْكُمْ بِالْوَعِيدِ (28) مَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَا أَنَا بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ (29) [ق : 27 - 29]
"Qorin (yang menyertai dia) berkata, "Ya Tuhan kami, Aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh".
Allah berfirman, "Janganlah kalian bertengkar di hadapan-Ku. Padahal sungguh Aku dahulu telah memperlihatkan ancaman kepada kalian".
Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku." (QS. Qoof : 27-29)

Dijelaskan oleh para jago tafsir bahwa jin qorin setiap insan yaitu jin kafir yang suka menghalangi insan dari kebaikan, yaitu syaithon insan yang ditugaskan untuk mengiringinya di dunia. [Baca Tafsir Ath-Thobariy (22/357), dan Al-Jami' li Ahkam AL-Qur'an (17/16)]

Jin qorin ini juga telah dijelaskan dalam sejumlah hadits dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Diantaranya, hadits A'isyah -radhiyallahu anha-, ia berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ مِنْ عِنْدِهَا لَيْلاً. قَالَتْ فَغِرْتُ عَلَيْهِ فَجَاءَ فَرَأَى مَا أَصْنَعُ فَقَالَ « مَا لَكِ يَا عَائِشَةُ أَغِرْتِ ». فَقُلْتُ وَمَا لِى لاَ يَغَارُ مِثْلِى عَلَى مِثْلِكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَقَدْ جَاءَكِ شَيْطَانُكِ ». قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوَمَعِىَ شَيْطَانٌ قَالَ « نَعَمْ ». قُلْتُ وَمَعَ كُلِّ إِنْسَانٍ قَالَ « نَعَمْ ». قُلْتُ وَمَعَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « نَعَمْ وَلَكِنْ رَبِّى أَعَانَنِى عَلَيْهِ حَتَّى أَسْلَمَ».
"Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah keluar di suatu malam dari sisinya.
Dia (A'isyah) berkata, "Aku pun cemburu kepada beliau. Kemudian dia datang seraya melihat sesuatu yang saya lakukan."
Beliau bersabda, "Kamu kenapa wahai A'isyah? Kamu cemburu?"
Aku katakan, "Kenapa orang yang semisalku tidak cemburu kepada yang semisalmu."
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, "Apakah syaithonmu telah datang kepadamu?"
Dia (Aisyah) berkata, "Wahai Rasulullah, apakah bersamaku ada syaithon?"
Beliau jawab, "Ya."
Aku tanya lagi, "(Syaithon) itu apakah bersama setiap manusia?"
Beliau jawab, "Ya."
Aku tanya lagi, "Apakah bersamamu juga wahai Rasulullah?"
Beliau jawab, "Ya, akan tetapi Tuhanku menolongku atasnya hingga ia berislam." [HR. Muslim dalam Shohih-nya (2815)]

Di dalam riwayat yang lain, Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda kepada A'isyah,
فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاّ بِخَيْرٍ
"Lantaran itu, ia (syaithon qorin) itu tidaklah memerintahkan aku, kecuali kecuali dengan kebaikan." [HR. Muslim dalam Shohih-nya (2814)]

Hadits ini menunjukkan bahwa setiap orang selalu diikuti dan diawasi oleh jin pengiring yang hakikatnya yaitu syaithon yang selalu berusaha menyesatkan insan dan menggelincirkannya dari jalan kebaikan. Hanya saja syathon yang mengiringi Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- telah masuk, sehingga jin itu tidak membahayakan Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-.

Sebagian ulama ada yang menganggap bahwa kata (أَسْلَمَ) yang berasal kata kerja tiga abjad (سَلِمَ-يَسْلَمُ), artinya selamat, sehingga potongan hadits di atas diartikan sebagai berikut:
قَالَ « نَعَمْ وَلَكِنْ رَبِّى أَعَانَنِى عَلَيْهِ حَتَّى أَسْلَمَ».
"Ya, akan tetapi Tuhanku menolongku atasnya hingga saya selamat.", yakni selamat dari gangguan syaithon itu.

Pendapat ini menyatakan bahwa jin qorin Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- belum berislam hingga dia meninggal dunia.

Ada juga yang menyatakan bahwa kata (أَسْلَمَ) yaitu fi'il madhi (kata kerja lampau), namun diartikan "tunduk". Pendapat ini juga menyatakan bahwa jin qorin-nya Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- belum berislam hingga Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- wafat. Pendapat ini dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah-. [Lihat Majmu' Al-Fatawa (17/523)]

Adapun pertanyaan anda, "Lalu apakah jin qorin itu akan tinggal di kediamannya dikala msh hidup?", maka kami katakan bahwa kita tidak dapat mengetahui hal itu, sebab ia termasuk perkara gaib, kecuali kalau disana terdapat dalil yang menjelaskan keberadaannya sepeninggal Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Hanya saja –sepanjang pengetahuan kami- tidak ada yang menjelaskannya. Wallahu A'lam bi dzalika.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zikir Dan Doa Ketika Tawaf

Amalkan Wirid Ayat Seribu (1000) Dinar Agar Rezeki Cepat Datang