Haji Mambrur dan Keutamaannya
Setiap mukmin pastilah sangat mengharapkan Tuhan SWT mentakdirkan dirinya untuk melaksanakan haji dan atau umrah ke tanah suci Mekkah. Semoga penulis dan pembaca artikel ini dipanggil Tuhan SWT untuk menunaikan ibadah haji dan atau umrah. Aamiin.
Kalau hanya sekedar pergi haji/umrah, tentunya bagi mereka yang memiliki banyak uang sangat mudah mereka lakukan bahkan berkali-kalipun bisa. Namun pulang haji/umrah dengan membawa predikat mabrur, tidak semua orang dapat meraihnya, apalagi bagi mereka yang diberangkatkan oleh harta yang haram dan niat yang tidak ikhlas.
Al Hasan Al Basri rahimahullah mengatakan, "Haji mabrur ialah jikalau sepulang haji menjadi orang yang zuhud dengan dunia dan merindukan akhirat".
Al Qurthubi rahimahullah menyimpulkan, "Haji mabrur ialah haji yang tidak dikotori oleh maksiat semenjak dikala melaksanakan manasik dan tidak lagi gemar bermaksiat etelah pulang haji".
An Nawawi rahimahullah berkata, "Pendapat yang paling berpengaruh dan yang paling terkenal: Haji mabrur ialah haji yang tidak ternodai oleh dosa".
Ulama'-ulama' lain berpendapat:
"Haji mabrur ialah haji yang diterima dan diantara tanda-tanda diterimanya haji seseorang ialah adanya perubahan menuju yang lebih baik setelah pulang dari pergi haji dan tidak membiasakan diri melaksanakan banyak sekali maksiat".
"Haji mabrur ialah haji yang tidak tercampuri oleh unsur riya'".
"Haji mabrur ialah jikalau sepulang haji tidak lagi bermaksiat".
"Haji mabrur ialah haji yang dilakukan dengan nrimo dan bukan atas riya', bukan ingin mencari kebanggaan apalagi cuma sekedar mencari gelar H dan setelah pulang haji maka semakin meningkat kualitas diri, amal dan taqwa yang bersangkutan".
Haji yang mabrur sebagaimana pendapat ulama' di atas, mudah-mudahan Tuhan SWT berikan kepada semua calon jama'ah haji pada tahun ini, sehingga mereka yang beruntung tersebut akan menerima keutamaan dari Tuhan SWT sebagai berikut:
1. Telah tercatat sebagai orang yang telah melaksanakan amalan yang paling afdhal.
Abu Hurairah ra. berkata, "Nabi SAW ditanya, 'Amalan apa yang paling afdhal?' Beliau menjawab, 'Beriman kepada Tuhan dan Rasul-Nya'. Ada yang bertanya lagi, 'Kemudian apa lagi?' Beliau SAW menjawab, 'Jihad di jalan Allah'. Ada yang bertanya lagi, 'Kemudian apa lagi?', 'Haji mabrur', jawab Nabi SAW.". (HR. Bukhari)
2. Mendapatkan tanggapan surga.
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, "Dan haji mabrur tidak ada tanggapan yang pantas baginya selain surga". (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Termasuk orang yang telah berjihad di jalan Tuhan SWT.
Dari A'isyah rha., ia berkata, "Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad ialah amalan yang paling afdhal. Apakah berarti kami harus berjihad?" "Tidak, Jihad yang paling utama ialah haji mabrur", jawab Rasulullah SAW. (HR. Bukhari)
4. Dihapuskan dosa dan kesalahannya.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa ia mendengar Nabi SAW bersabda, "Siapa yang berhaji ke Ka'bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika ia dilahirkan oleh ibunya." (HR.Bukhari)
5. Dihilangkan darinya kefakiran dan dosa.
Dari Abdullah bin Mas'ud ra., Rasulullah SAW bersabda, "Ikutkanlah Umrah kepada haji, alasannya ialah keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga." (HR. An Nasa'i, Tirmidzi dan Ahmad, Al Bani menyatakan hadits ini shahih)
6. Menjadi tamu Tuhan SWT.
Dari Ibnu Umar ra., dari Nabi SAW dia bersabda, "Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta umrah ialah tamu-tamu Allah. Tuhan memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh alasannya ialah itu, jikalau mereka meminta kepada Tuhan pasti akan Tuhan beri." (HR. Ibnu Majah, dan Al Bani menyatakan hadits ini Hasan)
Komentar
Posting Komentar