Hanya Doa Yang Dapat Mengubah Takdir
Karena agungnya fadilah (kemuliaan) dan rahmat terhadap hamba-hamba-Nya, Yang Mahakuasa mengakibatkan pintu yang luas biar mereka dapat mencari kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat.
Allah akan bukakan pintu doa dan menjadikannya sebagai penolak takdir dengan seizin-Nya. Ini bukan pendapat atau akreditasi seseorang, tetapi terang diterangkan oleh nash hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah, dan Al Hakim, serta diakui keshahihannya oleh Adz Zhahabi.
Nash (dalil) hadits yang dimaksud ialah hadits dari Sulaiman yang berkata,
bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketentuan Allah) kecuali doa dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali berbuat kebaikkan." (HR Tirmidzi dalam kitab sunannya)
Kemudian, dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan: "Dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali berbuat kebaikkan. Tidak ada yang tidak dapat menolak takdir kecuali doa. Dan sebenarnya seseorang laki-laki akan diharamkan baginya rezeki alasannya ialah dosa yang diperbuatnya." (HR. Ibnu Majah dalam kitab sunannya).
Yang dimaksud kebaikkan dalam hadits ini ialah berinfak dan bersilaturahmi sebagaimana dikuatkan oleh hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari Annas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menginginkan biar diluaskan rezekinya dan dilambatkan ajalnya, hendaklah ia bersilaturahmi."
Bila takdir telah ditetapkan, simpulan hidup pun telah dituliskan. Bagaimana ketetapan itu mampu diubah dengan doa dan silaturrahmi?
Keduanya memang termasuk takdir. Tetapi, bila Yang Mahakuasa berkehendak untuk menjauhkan keburukkan dari hamba-Nya, melimpahkan kebaikkan dari karunia-Nya, atau memanjangkan umur hamba-Nya, tidak ada yang mustahil. Yang Mahakuasa pasti akan mengilhamkan kepada hamba-Nya. Faktor penyebab yang mengubah ketentuan-Nya (takdir) ialah perbuatan hamba-Nya sendiri dan Dia dapat memalingkan kepada yang dibenci-Nya dan menawarkan kepada yang dicintai-Nya.
Imam Syaukani dalam Kitab Tuhfatudz Dzakiriin mengatakan bahwa hadits tersebut mengisyaratkan, bahwa apa yang telah ditetapkan Yang Mahakuasa SWT terhadap hamba-Nya dapat ditolak dengan doa. Banyak hadits yang mengambarkan wacana hal ini, bahkan ditegaskan pula dalam firman Yang Mahakuasa SWT: "Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)."
(QS. Ar Ra'd: 39).
Perlu diketahui, bahwa ketentuan takdir Yang Mahakuasa ada dua macam, yakni:
Pertama, Takdir Maa Fii Lauhil Mahfuzh: takdir yang telah menjadi ketentuan Yang Mahakuasa yang dituliskan dalam daftar takdir di Lauhil Mahfuzh [tempat dituliskannya daftar takdir, daftar amal, wahyu Al Alquran (semacam papan tulis)].
Kedua, Takdir Maa Fii Ilmillah: ketentuan yang ada pada ilmunya Yang Mahakuasa yang qodim (yang dahulu tanpa perrnulaan) dan ajali (tiada berawal dan tiada berakhir).
Selain ketentuan Yang Mahakuasa yang Maa Fii Ilmillah, maka takdir itu dapatlah berubah dengan adanya usul dan doa dari seorang hamba. Sebagaimana telah ditegaskan pada ayat di atas bahwa Yang Mahakuasa dapat saja menghapus ataupun menetapkan sesuatu yang ditetapkan-Nya dalam daftar di Lauhil Mahfuzh.
Sumber: Buku Dahsyatnya Doa Para Nabi.
Tags yang berkaitan dengan doa dan takdir: berdoa, tabiat berdoa, berdoa saat haid, kelebihan berdoa, cara berdoa, berdoalah, cara berdoa kristen, berdoa saat hujan, cara berdoa yang benar, takdir allah, jenis takdir, indahnya takdir, pengertian takdir, takdir opick melly goeslow, takdir dan jodoh, takdir jodoh, macam macam takdir.
Allah akan bukakan pintu doa dan menjadikannya sebagai penolak takdir dengan seizin-Nya. Ini bukan pendapat atau akreditasi seseorang, tetapi terang diterangkan oleh nash hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah, dan Al Hakim, serta diakui keshahihannya oleh Adz Zhahabi.
Nash (dalil) hadits yang dimaksud ialah hadits dari Sulaiman yang berkata,
bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketentuan Allah) kecuali doa dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali berbuat kebaikkan." (HR Tirmidzi dalam kitab sunannya)
Kemudian, dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan: "Dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali berbuat kebaikkan. Tidak ada yang tidak dapat menolak takdir kecuali doa. Dan sebenarnya seseorang laki-laki akan diharamkan baginya rezeki alasannya ialah dosa yang diperbuatnya." (HR. Ibnu Majah dalam kitab sunannya).
Yang dimaksud kebaikkan dalam hadits ini ialah berinfak dan bersilaturahmi sebagaimana dikuatkan oleh hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari Annas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menginginkan biar diluaskan rezekinya dan dilambatkan ajalnya, hendaklah ia bersilaturahmi."
Bila takdir telah ditetapkan, simpulan hidup pun telah dituliskan. Bagaimana ketetapan itu mampu diubah dengan doa dan silaturrahmi?
Keduanya memang termasuk takdir. Tetapi, bila Yang Mahakuasa berkehendak untuk menjauhkan keburukkan dari hamba-Nya, melimpahkan kebaikkan dari karunia-Nya, atau memanjangkan umur hamba-Nya, tidak ada yang mustahil. Yang Mahakuasa pasti akan mengilhamkan kepada hamba-Nya. Faktor penyebab yang mengubah ketentuan-Nya (takdir) ialah perbuatan hamba-Nya sendiri dan Dia dapat memalingkan kepada yang dibenci-Nya dan menawarkan kepada yang dicintai-Nya.
Imam Syaukani dalam Kitab Tuhfatudz Dzakiriin mengatakan bahwa hadits tersebut mengisyaratkan, bahwa apa yang telah ditetapkan Yang Mahakuasa SWT terhadap hamba-Nya dapat ditolak dengan doa. Banyak hadits yang mengambarkan wacana hal ini, bahkan ditegaskan pula dalam firman Yang Mahakuasa SWT: "Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)."
(QS. Ar Ra'd: 39).
Perlu diketahui, bahwa ketentuan takdir Yang Mahakuasa ada dua macam, yakni:
Pertama, Takdir Maa Fii Lauhil Mahfuzh: takdir yang telah menjadi ketentuan Yang Mahakuasa yang dituliskan dalam daftar takdir di Lauhil Mahfuzh [tempat dituliskannya daftar takdir, daftar amal, wahyu Al Alquran (semacam papan tulis)].
Kedua, Takdir Maa Fii Ilmillah: ketentuan yang ada pada ilmunya Yang Mahakuasa yang qodim (yang dahulu tanpa perrnulaan) dan ajali (tiada berawal dan tiada berakhir).
Selain ketentuan Yang Mahakuasa yang Maa Fii Ilmillah, maka takdir itu dapatlah berubah dengan adanya usul dan doa dari seorang hamba. Sebagaimana telah ditegaskan pada ayat di atas bahwa Yang Mahakuasa dapat saja menghapus ataupun menetapkan sesuatu yang ditetapkan-Nya dalam daftar di Lauhil Mahfuzh.
Sumber: Buku Dahsyatnya Doa Para Nabi.
Tags yang berkaitan dengan doa dan takdir: berdoa, tabiat berdoa, berdoa saat haid, kelebihan berdoa, cara berdoa, berdoalah, cara berdoa kristen, berdoa saat hujan, cara berdoa yang benar, takdir allah, jenis takdir, indahnya takdir, pengertian takdir, takdir opick melly goeslow, takdir dan jodoh, takdir jodoh, macam macam takdir.
Komentar
Posting Komentar