Ibadah Haji
Ibadah Haji merupakan rukun Islam yang kelima setelah Syahadat, Shalat, Zakat dan Puasa. Haji sendiri berasal dari kata hajj, yang artinya mengunjungi sesuatu. Menurut istilah diartikan sebagai: mengunjungi Bait Yang Mahakuasa untuk menjalankan ibadah (iqamatan lin nusuk) pada waktu yang sudah ditentukan.
Dan hal ini diwajibkan kepada setiap kaum muslim yang "istitha'ah" (mampu ), baik secara financial, fisik maupun memenuhi keperluan perjalanan. Mampu secara finansial, artinya bisa membayar biaya perjalanan dan biaya keluarga yang ditinggalkan. Mampu secara fisik artinya tidak sakit parah dan bisa duduk di kendaraan untuk melewati perjalanan jauh.
Surah Ali Imran Ayat 97 menjelaskan : "Mengerjakan haji yakni kewajiban insan terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah ".
Ibadah Haji ialah syariat yang dibawa oleh junjungan kita Nabi Muhammad SAW, memperbaharui dan menyambung aliran Nabi Ibrahim A.S. Ibadah haji semula diwajibkan ke atas umat Islam pada tahun ke-6 Hijrah. Pada tahun tersebut Rasulullah bahu-membahu lebih kurang 1500 orang telah berangkat ke Makkah untuk menunaikan fardhu Haji, tetapi tidak dapat mengerjakannya alasannya yakni dihalangi oleh kaum Quraisy, akibatnya timbul satu perjanjian yang dinamakan perjanjian Hudaibiah.
Perjanjian itu membuka jalan bagi perkembangan Islam di mana pada tahun berikutnya (Tahun ke-7 Hijrah), Rasulullah telah mengerjakan Umrah bahu-membahu 2000 orang umat Islam. Pada tahun ke-9 Hijrah barulah ibadah Haji dapat dikerjakan, di mana Rasulullah mengarahkan Saidina Abu Bakar As-Siddiq mengetuai 300 orang umat Islam mengerjakan haji.
Rasulullah Menunaikan Haji
Nabi Muhammad SAW menunaikan fardhu haji sekali saja semasa hayatnya. Haji itu dinamakan "Hijjatul Wada'/ Hijjatul Balagh/ Hijjatul Islam atau Hijjatuttamam Wal Kamal, alasannya yakni selepas haji itu tidak berapa lama kemudian dia pun wafat. Beliau berangkat ke Madinatul Munawwarah pada hari Sabtu, 25 Zulkaedah tahun 10 Hijrah bersama isteri dan sahabat-sahabatnya sekitar lebih dari 90.000 orang.
Beliau telah menyempurnakan syarat-syarat sunat Ihram, memakai ihram dan berniat ihram di Zulhulaifah, sekarang dikenali dengan nama Bir Ali, 10 km daripada Madinah dan dia hingga di Makkah pada 04 Dzulhijjah setelah menempuh 9 hari perjalanan. Beliau berangkat ke Mina pada tanggal 08 Dzulhijjah dan bermalam di situ.
Kemudian ke Arafah untuk berwukuf pada 09 Dzulhijjah yang jatuhnya pada hari Jumat. Rasulullah telah menyempurnakan semua rukun dan wajib haji hingga tanggal 13 Dzulhijjah. Dan pada tanggal 14 Dzulhijjah, Rasulullah telah berangkat meninggalkan Makkah Al-Mukarramah kembali ke Madinah Al-Munawwarah.
Peristiwa Semasa Hijjatul Wada'
Di masa wukuf terdapat beberapa peristiwa penting yang dijadikan pegangan dan panduan umat Islam, diantaranya menyerupai berikut :
1. Rasulullah minum susu di atas unta agar dilihat oleh orang ramai bahawa hari itu bukan hari puasa atau tidak sunat berpuasa pada hari wukuf.
2. Seorang sobat jatuh dari binatang tunggangannya lalu meninggal, Rasulullah menyuruh agar mayatnya dikafankan dengan 2 kain ihram dan tidak dibenarkan kepalanya ditutup atau diwangikan jasad dan kafannya. Sabda Baginda pada saat itu bahwa " Sahabat itu akan dibangkitkan pada hari selesai zaman di dalam keadaan berihram dan bertalbiah".
3. Rasulullah menjawab soalan spesialis Najdi yang bertanyakan " Apakah itu Haji ?". Sabdanya yang bermaksud " Haji itu berhenti di Arafah". Siapa tiba di Arafah sebelum naik fajar 10 Dzulhijjah maka ia telah melakukan haji.
4. Turunnya ayat suci Al-Quranul Karim Surah Al-Maidah Ayat 3 :
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kau agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu".
Dan hal ini diwajibkan kepada setiap kaum muslim yang "istitha'ah" (mampu ), baik secara financial, fisik maupun memenuhi keperluan perjalanan. Mampu secara finansial, artinya bisa membayar biaya perjalanan dan biaya keluarga yang ditinggalkan. Mampu secara fisik artinya tidak sakit parah dan bisa duduk di kendaraan untuk melewati perjalanan jauh.
Surah Ali Imran Ayat 97 menjelaskan : "Mengerjakan haji yakni kewajiban insan terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah ".
Ibadah Haji ialah syariat yang dibawa oleh junjungan kita Nabi Muhammad SAW, memperbaharui dan menyambung aliran Nabi Ibrahim A.S. Ibadah haji semula diwajibkan ke atas umat Islam pada tahun ke-6 Hijrah. Pada tahun tersebut Rasulullah bahu-membahu lebih kurang 1500 orang telah berangkat ke Makkah untuk menunaikan fardhu Haji, tetapi tidak dapat mengerjakannya alasannya yakni dihalangi oleh kaum Quraisy, akibatnya timbul satu perjanjian yang dinamakan perjanjian Hudaibiah.
Perjanjian itu membuka jalan bagi perkembangan Islam di mana pada tahun berikutnya (Tahun ke-7 Hijrah), Rasulullah telah mengerjakan Umrah bahu-membahu 2000 orang umat Islam. Pada tahun ke-9 Hijrah barulah ibadah Haji dapat dikerjakan, di mana Rasulullah mengarahkan Saidina Abu Bakar As-Siddiq mengetuai 300 orang umat Islam mengerjakan haji.
Rasulullah Menunaikan Haji
Nabi Muhammad SAW menunaikan fardhu haji sekali saja semasa hayatnya. Haji itu dinamakan "Hijjatul Wada'/ Hijjatul Balagh/ Hijjatul Islam atau Hijjatuttamam Wal Kamal, alasannya yakni selepas haji itu tidak berapa lama kemudian dia pun wafat. Beliau berangkat ke Madinatul Munawwarah pada hari Sabtu, 25 Zulkaedah tahun 10 Hijrah bersama isteri dan sahabat-sahabatnya sekitar lebih dari 90.000 orang.
Beliau telah menyempurnakan syarat-syarat sunat Ihram, memakai ihram dan berniat ihram di Zulhulaifah, sekarang dikenali dengan nama Bir Ali, 10 km daripada Madinah dan dia hingga di Makkah pada 04 Dzulhijjah setelah menempuh 9 hari perjalanan. Beliau berangkat ke Mina pada tanggal 08 Dzulhijjah dan bermalam di situ.
Kemudian ke Arafah untuk berwukuf pada 09 Dzulhijjah yang jatuhnya pada hari Jumat. Rasulullah telah menyempurnakan semua rukun dan wajib haji hingga tanggal 13 Dzulhijjah. Dan pada tanggal 14 Dzulhijjah, Rasulullah telah berangkat meninggalkan Makkah Al-Mukarramah kembali ke Madinah Al-Munawwarah.
Peristiwa Semasa Hijjatul Wada'
Di masa wukuf terdapat beberapa peristiwa penting yang dijadikan pegangan dan panduan umat Islam, diantaranya menyerupai berikut :
1. Rasulullah minum susu di atas unta agar dilihat oleh orang ramai bahawa hari itu bukan hari puasa atau tidak sunat berpuasa pada hari wukuf.
2. Seorang sobat jatuh dari binatang tunggangannya lalu meninggal, Rasulullah menyuruh agar mayatnya dikafankan dengan 2 kain ihram dan tidak dibenarkan kepalanya ditutup atau diwangikan jasad dan kafannya. Sabda Baginda pada saat itu bahwa " Sahabat itu akan dibangkitkan pada hari selesai zaman di dalam keadaan berihram dan bertalbiah".
3. Rasulullah menjawab soalan spesialis Najdi yang bertanyakan " Apakah itu Haji ?". Sabdanya yang bermaksud " Haji itu berhenti di Arafah". Siapa tiba di Arafah sebelum naik fajar 10 Dzulhijjah maka ia telah melakukan haji.
4. Turunnya ayat suci Al-Quranul Karim Surah Al-Maidah Ayat 3 :
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kau agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu".
"Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaik laa syarika laka labbaik, Innal hamda wanni'mata laka wal mulk, Laa syariika laka."
artinya :
"Aku datang memenuhi panggilanMu ya Allah,
Aku datang memenuhi panggilanMu, Tidak ada sekutu bagiNya,
Ya Yang Mahakuasa saya penuhi panggilanMu.
Sesungguhnya segala puji dan kebesaran untukMu semata-mata.
Segenap kerajaan untukMu.
Tidak ada sekutu bagiMu".
Komentar
Posting Komentar