Mengakhiri Sholat dengan Satu Salam, Bolehkah?!

Mengakhiri Sholat dengan Satu Salam
oleh : Ustadz Abul Asybal, Lc. -hafizhahullah-
Sholat pada umumnya di akhiri dengan dua kali salam. Namun ada sebuah perkara yang tidak diketahui oleh lebih banyak didominasi kaum muslimin bahwa disana ada sejumlah ulama ulama yang menyatakan bolehnya mengucapkan satu kali salam dalam mengakhiri sholat yang kita tunaikan, baik itu berupa sholat wajib, maupun sholat sunnah.
Mengakhiri sholat dengan dua kali salam itulah yang paling masyhur di kalangan para ulama dan kaum muslimin berdasarkan sejumlah riwayat dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-.
Dari Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu anhu- berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ الْأَيْمَنِ وَعَنْ يَسَارِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ الْأَيْسَرِ
"Dahulu Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- melaksanakan salam ke kanan: "Assalam alaikum warohmatulloh", hingga terlihat putih pipi dia yang kanan, dan ke sebelah kiri: "Assalam alaikum warohmatulloh", hingga terlihat putih pipi dia yang kiri". [HR. An-Nasa'iy dalam Sunan-nya (no. 1325). Dinilai shohih oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Irwa' Al-Gholil (no. 950)]
Dari Wasi' bin Habban berkata, "Aku katakan kepada Ibnu Umar,
قُلْتُ لِابْنِ عُمَرَ: أَخْبِرْنِي عَنْ صَلَاةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ كَانَتْ ؟ قَالَ : " فَذَكَرَ التَّكْبِيرَ، كُلَّمَا وَضَعَ رَأْسَهُ وَكُلَّمَا رَفَعَهُ، وَذَكَرَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ عَنْ يَمِينِهِ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ عَنْ يَسَارِهِ
"Kabari saya ihwal sholatnya Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-, bagaimana caranya?".
Dia (Wasi') berkata, "Beliau (sahabat Ibnu Umar -radhiyallahu anhu-) menyebutkan takbir, setiap kali dia (Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-) menurunkan kepalanya dan mengangkatnya; dan menyebutkan: "Assalam alaikum warohmatulloh", ke kanan dan "Assalam alaikum warohmatulloh" ke kiri". [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/72) dan An-Nasa'iy dalam Al-Mujtaba (no. 1321). Hadits ini dihukumi berpengaruh oleh Syu'aib Al-Arna'uth dalam Takhrij Al-Musnad (no. 5402)]
Dari dua hadits ini dan hadits-hadits lain yang masih banyak jumlahnya, menyampaikan bahwa disyariatkan mengucapkan dua kali salam ketika menutup sholat. [Lihat Zadul Ma'ad (1/250) dan Taisir Al-Allam (1/186) oleh Al-Allamah Abdullah Alu Bassam At-Tamimiy]
Namun bukan berarti bahwa satu kali salam tidak boleh dalam mengakhiri sholat. Bahkan itu boleh!! Akan tetapi yang lebih afdhol (utama) ialah dua kali salam.
Adapun hadits-hadits yang menyampaikan sunnah dan bolehnya satu kali salam, maka kali ini kami akan bawakan beberapa buah hadits di bawah ini:
Dari A'isyah -radhiyallahu anha- berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ فِي الصَّلاَةِ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً تِلْقَاءَ وَجْهِهِ ، ثُمَّ يَمِيلُ إِلَى الشِّقِّ الأَيْمَنِ شَيْئًا.
"Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- melaksanakan salam dalam sholat sebanyak satu kali salam ke depan wajahnya, lalu menyerong sedikit ke arah kanannya". [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (296) dan Ibnu Majah (919). Di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Al-Irwa' (2/33)]
Dari Anas -radhiyallahu anhu- berkata,
أن النبي صلى الله عليه و سلم كان يسلم تسليمة واحدة
"Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dahulu memberi salam satu kali". [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Awsath (8473).]
Di ketika men-shohih-kan hadits ini, Syaikh Al-Albaniy -rahimahullah- berkata dalam Ash-Shohihah (no. 316),
"Inti ucapan, bahwa hadits ini shohih. Dia merupakan hadits yang paling shohih yang datang dalam hal satu kali salam dalam sholat. Al-Baihaqiy sungguh telah membawakan sebagian diantaranya dan sanad-sanadnya tak lepas dari kelemahan. Akan tetapi hadits-hadits itu menguatkan hal ini".
Hadits lain yang menjelaskan bolehnya salam satu kali dalam sholat, hadits dari A'isyah -radhiyallahu anhu-, ia berkata ihwal sholat malamnya Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-,
ثم يقعد فيدعو بما شاء الله أن يدعوه ويسأله ويرغب إليه ويسلم تسليمة واحدة شديدة يكاد يوقظ أهل البيت من شدة تسليمه
"Lalu dia (Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-) duduk seraya berdoa sebagaimana yang Tuhan kehendaki semoga dia berdoa, meminta kepada-Nya dan berharap kepada-Nya. Beliau mengucapkan satu kali ucapan salam yang keras; hampir saja membangunkan penghuni rumah saking kerasnya salam beliau".
[HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (no. 1346) dan An-Nasa'iy dalam Sunan-nya (no. 1719). Dinyatakan shohih oleh Al-Albaniy dalam Shohih Abi Dawud (5/91)]
Al-Imam Az-Zarqoniy -rahimahullah- berkata,
"Jadi, ia (hadits ini) ialah gamblang dalam pembatasan atas salam, alasannya ialah A'isyah menyebabkan satu salam itu sebagai gambaran bagi salamnya dia (Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-)". [Lihat Syarh Al-Mawahib Al-Ladunniyyah (7/336) via Ashl Shifah Ash-Sholah (3/1032)]
Perkara bolehnya mengucapkan salam hanya sekali dalam sholat fardhu dan sunnah, telah masyhur di kalangan para sahabat. Oleh alasannya ialah itu, rawi hadits, dalam hal ini A'isyah -radhiyallahu anhu- telah melaksanakan hal ini.
Dari Al-Qosim dari A'isyah -radhiyallahu anha-,
أَنَّهَا كَانَتْ تُسَلِّمُ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً قُبَالَةَ وَجْهِهَا ، السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ.
"Dia (A'isyah) dahulu memberi salam satu kali ke arah wajahnya: Assalam alaikum". [HR. Abdur Rozzaq dalam Al-Mushonnaf (2073), Ibnu Khuzaimah dalam Shohih-nya (no. 730) dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (no. 841)]
Hadits ini dibuatkan judul adegan oleh Ibnu Khuzaimah,
بَابُ إِبَاحَةِ الاِقْتِصَارِ فِي الصَّلاَةِ عَلَى تَسْلِيمَةٍ وَاحِدَةٍ مِنَ الصَّلاَةِ، وَالدَّلِيلِ عَلَى أَنَّ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً تُجْزِئُ ، وَهَذَا مِنَ اخْتِلاَفِ الْمُبَاحِ ، فَالْمُصَلِّي مُخَيَّرٌ بَيْنَ أَنْ يُسَلِّمَ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً وَبَيْنَ أَنْ يُسَلِّمَ تَسْلِيمَتَيْنِ كَمَذْهَبِ الْحِجَازِيِّينَ.
"Bab : Pembolehan Pembatasan dalam Sholat atas Satu Kali Salam dari Sholat serta Dalil bahwa Satu Kali Salam ialah Cukup. Ini ialah termasuk Khilaf yang Mubah. Maka Seorang yang Sholat Diberi Pilihan antara Memberi Salam Satu Kali dan antara Memberi Salam Dua kali menyerupai Madzhab Orang-orang Hijaz". [Lihat Shohih Ibni Khuzaimah (1/360)]
Apa yang dinyatakan oleh Ibnu Khuzaimah, sama dengan apa yang dinyatakan oleh Al-Imam Asy-Syafi'iy -rahimahullah- ketika dia berkata,
"Jika ia mau, maka ia memberi salam satu kali dan jikalau mau, maka ia memberi salam dua kali". [Lihat Sunan At-Tirmidziy (2/90)]
Satu kali salam telah diriwayatkan dari sejumlah sobat Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-. Ini semakin menguatkan kebolehan hal itu.
Al-Imam Abu Bakr Al-Baihaqiy -rahimahullah- berkata, "Telah diriwayatkan dari sekelompok sobat -radhiyallahu anhum- bahwa mereka mengucapkan satu kali salam. Perkara ini termasuk khilaf yang mubah dan pembatasan pada perkara yang boleh (ja'iz)". [Lihat As-Sunan Al-Kubro (2/179)]
Inilah pendapat yang terkuat bahwa dibolehkan mengucapkan satu kali salam ketika sholat. Ini merupakan pendapat Ibnu Umar, Anas, Salamah bin Al-Akwa', A'isyah -radhiyallahu anhum-, Al-Hasan, Ibnu Sirin, Umar bin Abdil Aziz, Malik, Al-Awza'iy, salah satu pendapat Asy-Syafi'iy dan selain mereka, Wallahu A'lam. [Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy (1/327)]
Komentar
Posting Komentar