Rahasia 7 Orang Yang Doanya Mustajab

 Doa merupakan salah satu bukti ketergantungan insan beriman kepada Tuhan Rahasia 7 Orang Yang Doanya Mustajab
Rahasia Doa Mustajab
Doa yakni senjatanya orang beriman. Doa yakni ruhnya ibadah. Doa merupakan salah satu bukti ketergantungan insan beriman kepada Allah, Sang Maha Pencipta. Siapa pun Anda, pasti ingin doanya mustajab atau dikabulkan oleh Tuhan SWT.

Banyak orang yang tidak bisa memanfaatkan kesempatan untuk berdoa. Padahal, boleh jadi seseorang itu tergolong yang mustajab doanya, tetapi kesempatan baik itu banyak disia-siakan. Maka seharusnya setiap muslim memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdoa sebanyak mungkin. Doa itu hendaknya doa baik memohon sesuatu yang berafiliasi dengan dunia ataupun akhirat. Lalu, apakah Anda termasuk orang-orang yang doanya mustajab?

Inilah di antara orang-orang yang doanya mustajab.
[1]. Doa Seorang Muslim Terhadap Saudaranya Dari Tempat Yang Jauh
Dari Abu Darda' bahwa dia berkata sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya : "Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata : 'Amin', dan bagimu menyerupai yang kau doakan". [Shahih Muslim, kitab Doa wa Dzikir episode Fadli Doa fi Dahril Ghalib].

Imam An-Nawawi berkata bahwa hadits di atas menjelaskan wacana keutamaan seorang muslim mendoakan saudaranya dari kawasan yang jauh, kalau seandainya dia mendoakan sejumlah atau sekelompok umat Islam, maka tetap mendapatkan keutamaan tersebut. Oleh karena itu sebagian ulama salaf tatkala berdoa untuk diri sendiri dia menyertakan saudaranya dalam doa tersebut, karena disamping terkabul dia akan mendapatkan sesuatu semisalnya. [Syarh Shahih Muslim karya Imam An-Nawawi 17/49]

Dari Shafwan bin Abdullah bahwa dia berkata : Saya tiba di negeri Syam lalu saya menemui Abu Darda' di rumahnya, tetapi saya hanya bertemu dengan Ummu Darda' dan dia berkata: Apakah kau ingin menunaikan haji tahun ini? Saya menjawab : Ya. Dia berkata : Doakanlah kebaikan untuk kami karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya: "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang tidak ada di hadapannya terkabulkan dan disaksikan oleh malaikat yang ditugaskan kepadanya, tatkala dia berdoa untuk saudaranya, maka malaikat yang di tugaskan kepadanya mengucapkan: Amiin da bagimu menyerupai yang kau doakan". Shafwan berkata : "Lalu saya keluar menuju pasar dan bertemu dengan Abu Darda', dia juga mengutarakan menyerupai itu dan dia meriwayatkannya dari Nabi. [Shahih Muslim, kitab Dzikir wa Doa episode Fadlud Doa Lil Muslimin fi Dahril Ghaib 8/86-87]

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa kalau seorang muslim mendoakan saudaranya kebaikan dari kawasan yang jauh dan tanpa diketahui oleh saudara tersebut, maka doa tersebut akan dikabulkan, karena doa menyerupai itu lebih berbobot dan nrimo karena jauh dari riya dan sum'ah serta berharap imbalan sehingga lebih diterima oleh Allah. [Mir'atul Mafatih 7/349-350]

Catatan.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa Imam Karmani menukil dari Al-Qafary bahwa ucapan doa seorang : "Ya Tuhan ampunilah dosa semua kaum muslimin" yakni doa terhadap sesuatu yang mustahil karena pelaku dosa besar mungkin masuk Neraka dan masuk Neraka bertolak belakang dengan permohonan pengampunan, bisa saja pelaku dosa besar di doakan, karena yang mustahil yakni mendoakan pelaku dosa besar yang baka di Neraka, selagi masih bisa keluar karena syafaat atau dimaafkan, maka itu termasuk pengampunan secara keseluruhan.

Ucapan orang di atas bertentangan dengan doa Nabi Nuh 'Alaihis Salam dalam firman Tuhan Subhanahu wa Ta'ala. yang artinya: "Ya Rabb! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang-orang mukmin yang masuk ke rumahku dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan". [Nuh : 28].

Dan juga bertentangan dengan doa Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam dalam firman Tuhan Subhanahu wa Ta'ala yang artinya: "Ya Rabbi, ampunilah saya dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab". [Ibrahim : 41]

Serta Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga diperintahkan menyerupai itu yang
terdapat dalam firman Tuhan Subhanahu wa Ta'ala yang artinya: "Dan mohon lah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan". [Muhammad : 19]

Yang terperinci permohonan dengan lafazh umum tidak mengharuskan permohonan untuk setiap orang secara kolektif. Mungkin yang dimaksud oleh Al-Qafary bahwa mendoakan kaum muslimin secara kolektif dilarang bila seorang yang berdoa menginginkan keseluruhan tanpa pengecualian dan bukan pelarangan terhadap syariat doanya. [Fathul Bari 11/202]

[2]. Orang yang Memperbanyak Berdoa Pada Saat Lapang Dan Bahagia
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya: "Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada ketika duka dan susah, maka hendaklah memperbanyak berdoa pada ketika lapang". [Sunan At-Tirmidzi, kitab Da'awaat episode Da'watil Muslim Mustajabah 12/274. Hakim dalam Mustadrak. Dishahihkan oleh Imam Dzahabi 1/544. Dan di hasankan oleh Al-Albani No. 2693].

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa makna hadits di atas yakni hendaknya seseorang memperbanyak doa pada ketika sehat, kecukupan dan selamat dari cobaan, karena ciri seorang mukmin yakni selalu dalam keadaan siaga sebelum membidikkan panah. Maka sangat baik kalau seorang mukmin selalu berdoa kepada Tuhan sebelum datang bencana berbeda dengan orang kafir dan zhalim sebagaimana firman Tuhan Subhanahu wa Ta'ala "Dan apabila insan itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan menunjukkan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu". [Az-Zumar : 8].

Dan firman Allah: "Dan apabila insan ditimpa ancaman dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan ancaman itu dari padanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) ancaman yang telah menimpanya". [Yunus : 12. Mir'atul Mafatih 7/360]

Wahai orang yang ingin dikabulkan doanya, perbanyaklah berdoa pada waktu lapang biar doa Anda dikabulkan pada ketika lapang dan sempit.

3]. Doa Orang Yang Teraniaya
Dari Mu'adz bin Jabal Radhiyallahu 'anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniaya, karena tidak ada hijab antaranya dengan Tuhan (untuk mengabulkan)". [Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38]

Dari Abu Hurairah bahwa dia berkata sesungguhnya Rasulullah bersabda:           "Doanya orang yang teraniaya terkabulkan, apabila dia seorang durhaka, maka kedurhakaannya akan kembali kepada diri sendiri". [Musnad Ahmad 2/367. Dihasankan sanadnya oleh Mundziri dalam Targhib 3/87 dan Haitsami dalam Majma' Zawaid 10/151, dan Imam 'Ajluni No. 1302]

[4] & [5]. Doa Orang Tua Terhadap Anaknya Dan Doa Seorang Musafir
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga orang yang doanya pasti terkabulkan; doa orang yang teraniaya; doa seorang musafir dan doa orang bau tanah terhadap anaknya". [Sunan Abu Daud, kitab Shalat episode Do'a bi Dhahril Ghaib 2/89. Sunan At-Tirmidzi, kitab Al-Bir episode Doaul Walidain 8/98-99. Sunan Ibnu Majah, kitab Doa 2/348 No. 3908. Musnad Ahmad 2/478. Dihasankan Al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 596]

[6]. Doa Orang Yang Sedang Puasa


Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tiga doa yang tidak ditolak :  doa orang bau tanah terhadap anaknya; doa orang yang sedang berpuasa dan doa seorang musafir". [Sunan Baihaqi, kitab Shalat Istisqa episode Istihbab Siyam Lil Istisqa' 3/345. Dishahihkan oelh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 1797].

[7]. Doa Orang Dalam Keadaan Terpaksa


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menimbulkan kau (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Tuhan ada yang kuasa (yang lain)? Amat sedikitlah kau mengingat-Nya". [An-Naml : 62]

Imam As-Syaukani berkata bahwa ayat diatas menjelaskan betapa insan sangat membutuhkan Tuhan dalam segala hal terlebih orang yang dalam keadaan terpaksa yang tidak mempunyai daya dan upaya. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan orang terpaksa yakni orang-orang yang berdosa dan sebagian yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud terpaksa yakni orang-orang yang hidup dalam kekurangan, kesempitan atau sakit, sehingga harus mengadu kepada Allah.


Dan abjad lam dalam kalimat Al-Mudhthar untuk menjelaskan jenis bukan istighraq (keseluruhan). Maka boleh jadi ada sebagian orang yang berdoa dalam keadaan terpaksa tidak dikabulkan dikarenakan adanya penghalang yang menghalangi terkabulnya doa tersebut. Jika tidak ada penghalang, maka Tuhan telah menjamin bahwa doa orang dalam keadaan terpaksa pasti dikabulkan. Yang menjadi alasan doa tersebut dikabulkan karena kondisi terpaksa bisa mendorong seseorang untuk nrimo berdoa dan tidak meminta kepada selain-Nya. Tuhan telah mengabulkan doa orang-orang yang nrimo berdoa meskipun dari orang kafir, sebagaimana firman Allah: "Sehingga tatkala kau di dalam bahtera, dan meluncurkan bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Tuhan dengan mengikhlaskan keta'atan kepada-Nya semata-mata'. (Mereka berkata) : 'Sesungguhnya kalau Engkau menyelamatkan kami dari ancaman ini, pastilah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". [Yunus : 22].

Dan Tuhan berfirman dalam ayat lain: "Maka tatkala Tuhan menyelamatkan mereka hingga ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) menyekutukan (Allah)". [Al-Ankabut : 65].

Dari ayat di atas Tuhan mengabulkan doa mereka, padahal Tuhan tahu bahwa mereka pasti akan kembali kepada kesyirikan. [Fathul Qadir 4/146-147]

Imam Ibnu Katsir berkata bahwa Imam Hafizh Ibnu 'Asakir mengisahkan seorang yang berjulukan Abu Bakar Muhammad bin Daud Ad-Dainuri yang terkenal dengan kezuhudannya. Orang tersebut berkata: "Saya menyewakan kuda tunggangan dari Damaskus ke negeri Zabidany, pada satu ketika ada seorang menyewa kuda saya dan meminta untuk melewati jalan yang tidak pernah saya kenal sebelumnya", Dia berkata : "Ambillah jalan ini karena lebih dekat". Saya bertanya : "Bolehkah saya memilih jalan ini", Dia berkata : "Bahkan jalan ini lebih dekat". Akhirnya kami berdua menempuh jalan itu sehingga kami hingga pada suatu kawasan yang menakutkan dan jurangnya yang sangat curam yang di dalamnya terdapat banyak mayat. Orang tersebut berkata: "Peganglah kepala kudamu, saya akan turun". Setelah dia turun dan menyingsingkan baju lalu menghunuskan golok bermaksud ingin membunuh saya, lalu saya melarikan diri darinya, akan tetapi dia bisa mengejarku. Saya katakan kepadanya: "Ambillah kudaku dan semua yang ada padanya". Dia berkata: "Kuda itu sudah milikku, tetapi saya ingin membunuhmu". Saya mencoba menasehati biar dia takut kepada Tuhan dan siksaan-Nya tetapi ternyata dia seorang yang tidak mudah mendapatkan nasehat, kesannya saya menyerahkan diri kepadanya.

Saya berkata kepadanya: "Apakah anda mengizinkan saya untuk shalat?" Dia berkata: "Cepat shalatlah!" Lalu saya beranjak untuk shalat akan tetapi tubuh saya gemetar sehingga saya tidak bisa membaca ayat Al-Quran sedikitpun dan hanya bangun kebingungan. Dia berkata: "cepat selesaikan shalatmu!", maka setelah itu seolah-olah Tuhan membukakan verbal saya dengan suatu ayat yang berbunyi: "Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan". [An-Naml : 62]

Tidak terduga muncul dari verbal bukit seorang jagoan datang ke arah kami dengan menggenggam tombak di tangannya, lalu melempar tombak tersebut ke arah orang tadi dan tombak pun mengenai jantungnya lalu seketika itu orang tersebut pribadi mati terkapar. Setelah itu, maka saya memegang erat-erat jagoan tersebut dan saya bertanya: "Demi Tuhan siapakah engkau sebenarnya?" Dia mejawab: "Saya yakni utusan Dzat Yang Maha Mengabulkan permohonan orang-orang yang dalam keadaan terpaksa tatkala dia berdoa dan menghilangkan segala malapetaka". Kemudian saya mengambil kuda dan semua harta lalu pulang dalam keadaan selamat. [Tafsir Ibnu Katsir 3/370-371]
 
Sumber: buku Jahalatun nas fid du'aa, edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdoa oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 168-174, terbitan Darul Haq, penerjemah Zaenal Abidin, Lc.

Tags yang terkait dengan doa mustajab: doa mustajab murah rezeki, doa mustajab ketika hujan, doa doa mustajab, doa mustajab pembuka rezeki, doa mustajab di mekah, doa mustajab sepanjang hayat, doa mustajab sebelum berbuka puasa, doa mustajab rasulullah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zikir Dan Doa Ketika Tawaf

Amalkan Wirid Ayat Seribu (1000) Dinar Agar Rezeki Cepat Datang