Sejarah Pembangunan Ka’bah

 yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua insan  Sejarah Pembangunan Ka’bah
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكاً وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
" Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua insan " (QS. Al-Imran, ayat 96).

Ka'bah yaitu bangunan suci ummat Muslim yang terletak di tengah Masjidil Haram di kota Mekah. Dan merupakan bangunan yang dijadikan patokan arah kiblat atau arah shalat bagi umat Islam diseluruh dunia. Selain itu, merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada dikala animo haji dan umrah. Ka'bah disebut juga Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul 'Atiq (Rumah Kemerdekaan).

" Ya Tuhan kami, sesungguhnya saya telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di erat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) biar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian insan cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur " (QS. Ibrahim, ayat 37).

Kalau kita membaca ayat diatas, kita mampu mengetahui bahwa Ka'bah telah ada sewaktu Nabi Ibrahim AS menempatkan istrinya Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut. Kaprikornus Ka'bah telah ada sebelum Nabi Ibrahim AS menginjakan kakinya di Mekah.

Bentuk Ka’bah yang dibangun Nabi Ibrahim AS

 yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua insan  Sejarah Pembangunan Ka’bah
Beginilah kira-kira bentuk Ka'bah Nabi Ibrahim
Bentuk Ka’bah yang dibangun Nabi Ibrahim sebenarnya berbeda dengan yang kita lihat sekarang. Pada zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il, Ka’bah terdiri atas dua pintu dan letak pintunya terletak diatas tanah, tidak menyerupai sekarang yang pintunya terletak agak tinggi, bentuknya juga lebih panjang dengan memasukkan Hijir Isma’il didalamnya.

Hal ini menyerupai yang ditunjukkan oleh Hadist yang diriwayatkan Imam Bukhori dari Siti Aisyah, gotong royong Nabi Muhammad Saw berkata padanya :

" Bukankah kau melihat kaummu ketika membangun Ka’bah mereka memendekkannya dari pondasi-pondasi Ibrahim?”. Maka saya (Aisyah) berkata : “Wahai Rasulullah, apakah kita tidak saja kembalikan pada pondasi-pondasi Ibrahim?” Nabi berkata : “Seandainya kaummu tidak gres saja kufur niscaya saya lakukan”.

Pembangunan Ka’bah Oleh Kaum Quraisy
 yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua insan  Sejarah Pembangunan Ka’bah
Salah satu banjir yang melanda Ka'bah
Lima tahun sebelum tahun kenabian, Mekah dilanda banjir besar sehingga meluap ke Masjidil Haram dan dikhawatirkan sewaktu-waktu akan dapat meruntuhkan Ka’bah, alasannya semenjak zaman Ibrahim hingga Quraisy, Ka’bah dibangun dengan menggunakan tumpukan kerikil dan tanpa perekat tanah atau yang lainnya.

Dalam membangun Ka’bah, walaupun waktu itu merupakan abad jahiliyyah dimana banyak kejahatan dan kemunkaran, namun mereka tidak mau membangun Ka’bah kecuali dengan harta yang bersih dan halal.

Peletakan Hajar Aswad

 yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua insan  Sejarah Pembangunan Ka’bah
Hajar Aswad merupakan kerikil yang berasal dari surga. Yang pertama kali meletakkan Hajar Aswad yaitu Nabi Ibrahim AS. Dahulu kala kerikil ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga kesudahannya sekarang berwarna hitam. Batu ini memiliki aroma kedaluwarsa yang unik dan ini merupakan kedaluwarsa alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Dan pada dikala ini kerikil Hajar Aswad tersebut ditaruh disisi luar Kabah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi Muhammad SAW. Karena dia selalu menciumnya setiap dikala bertawaf.

Pada masa Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun, pada dikala itu dia belum diangkat menjadi rasul, bangunan ini direnovasi kembali akhir banjir yang melanda kota Mekkah pada dikala itu. Ketika hingga pada peletakkan Hajar Aswad, kaum Quraisy berselisih, siapa yang akan menaruhnya. Perselisihan ini nyaris menjadikan pertumpahan darah, akan tetapi dapat diselesaikan dengan akad menunjuk seorang pengadil hakim yang memutuskan. Pilihan tersebut, ternyata jatuh pada Nabi Muhammad Saw.

Rasulullah Saw dengan bijak berkata pada mereka : “Berikan padaku sebuah kain”. Lalu didatangkanlah kain kepada beliau, kemudian dia mengambil hajar Aswad dan menaruhnya dalam kain itu dengan tangannya. Lalu dia berkata : ” Hendaklah setiap qabilah memegang sisi-sisi kain ini, kemudian angkatlah bersama-sama!”. Mereka lalu melakukannya dan ketika telah hingga ditempatnya, Rasul menaruhnya sendiri dengan tangannya kemudian dibangunlah.

Bentuk Ka’bah
 yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua insan  Sejarah Pembangunan Ka’bah
Ka'bah berbentuk bangunan kubus yang berukuran 12 x 10 x 15 meter. Dibangun berupa tembok segi empat yang terbuat dari batu-batu besar yang berasal dari gunung-gunung di sekitar Mekah. Baitullah ini dibangun di atas dasar fondasi yang kokoh. Dinding-dinding sisi Ka'bah ini diberi nama khusus yang ditentukan berdasarkan nama negeri ke arah mana dinding itu menghadap. Terkecuali satu dinding yang diberi nama "Rukun Hajar Aswad".

Adapun keempat dinding atau sudut (rukun) tersebut yaitu :

- Sebelah Utara Rukun Iraqi (Irak).
- Sebelah Barat Rukun Syam (Suriah).
- Sebelah Selatan Rukun Yamani (Yaman).
- Sebelah Timur Rukun Aswad (Hajar Aswad).

Keempat sisi Ka'bah ditutup dengan selubung yang dinamakan Kiswah. Sejak zaman Nabi Ismail, Ka'bah sudah diberi penutup berupa Kiswah ini. Saat ini Kiswah tersebut terbuat dari sutra asli dan dilengkapi dengan kaligrafi dari benang emas. Dalam satu tahun Ka'bah ini dicuci dua kali, yaitu pada awal bulan Dzulhijjah dan awal bulan Sya'ban. Kiswah diganti sekali dalam setahun.

Makam Nabi Ibrahim AS

 yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua insan  Sejarah Pembangunan Ka’bahMakam Ibrahim bukan kuburan Nabi Ibrahim AS sebagaimana banyak orang berpendapat. Makam Ibrahim merupakan bangunan kecil terletak disebelah timur Ka'bah. Di dalam bangunan tersebut terdapat kerikil yang diturunkan oleh Yang Mahakuasa dari surga bersama-sama dengan Hajar Aswad. Di atas kerikil itu Nabi Ibrahim AS berdiri di dikala dia membangun Ka'bah bersama-sama puteranya Nabi Ismail AS. Dari zaman dahulu kerikil itu sangat terpelihara, dan sekarang ini sudah ditutup dengan beling berbentuk kubah kecil. Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim AS yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10 cm masih nampak dan terang dilihat orang.

Multazam

 yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua insan  Sejarah Pembangunan Ka’bah
Multazam terletak antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah berjarak kurang lebih 2 meter. Dinamakan Multazam alasannya dilazimkan bagi setiap muslim untuk berdoa di kawasan itu. Setiap doa dibacakan di kawasan itu sangat diijabah atau dikabulkan. Maka disunahkan berdo'a sambil menempelkan tangan, dada, dan pipi ke Multazam sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Sunan Ibnu Majah dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash.

Semoga artikel Sejarah Pembangunan Ka’bah ini mampu membawa manfaat, menyejukan hati dan menambah semangat kita dalam mengenal dan mencintai rumah Yang Mahakuasa SWT (Baitullah).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zikir Dan Doa Ketika Tawaf

Amalkan Wirid Ayat Seribu (1000) Dinar Agar Rezeki Cepat Datang