Keutamaan Berdiam Di Masjid Ba’da Ashar Hari Jumat
Keutamaan Berdiam Di Masjid Ba’da Ashar Hari Jumat
berdiam bada ashar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا.
‘Sesungguhnya pada hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim bertepatan dengannya sedang dia bangkit berdo’a memohon sesuatu kebaikan kepada Allah, melainkan Dia akan menawarkan hal itu kepadanya.’ Dan dia memberi arahan dengan tangan dia untuk menunjukkan sedikitnya waktu itu.”(HR. Bukhari dan Musim)
Dari beberapa dalil yang dijelaskan ulama waktu tersebut adalah:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ.
‘Pada hari Jum’at terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Tuhan melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh alasannya yaitu itu, carilah ia di final waktu setelah ‘Ashar.’( Sunan At-Tirmidzi 2/360)
Iman Ahmad rahimahullah berkata,
قال الإمام أحمد : أكثر الأحاديث في الساعة التي تُرجى فيها إجابة الدعوة : أنها بعد صلاة العصر ، وتُرجى بعد زوال الشمس . ونقله عنه الترمذي .
“kebanyakan hadits mengenai waktu yang diperlukan terkabulnya doa yaitu ba’da ashar dan setelah matahari bergeser (waktu shalat jumat).
Ibnu Majah meriwayatkan,
“Dari ‘Abdullah bin Salam Radhiallahu ‘anhu, dia berkata, saya berkata ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tengah duduk, ‘Sesungguhnya kami menerima di dalam kitab Allah, Pada hari Jum’at terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba mukmin bertepatan dengannya sedang dia berdo’a memohon sesuatu kepada Tuhan pada dikala itu melainkan Dia akan memenuhi kebutuhannya.’ ‘Abdullah mengatakan, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan kepadaku atau sebagian waktu. Lalu saya katakan, ‘Engkau benar atau sebagian waktu.’ Maka saya tanyakan, “Kapan waktu itu?” Beliau menjawab, “Yaitu final waktu siang.” Lalu kukatakan, “Ia bukan waktu shalat?” Beliau menjawab, “Benar, gotong royong seorang hamba mukmin kalau mengerjakan shalat kemudian duduk, yang dia tidak tertahan kecuali oleh shalat, maka dia dalam keadaan shalat.”
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sebaik-baik hari di mana matahari terbit yaitu hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari yang sama dia dimasukkan ke Surga, pada hari itu juga dia diturunkan darinya. Pada hari itu terdapat satu waktu di mana seorang hamba muslim tidak bertepatan dengannya ketika dia dalam keadaan shalat lalu berdo’a memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan memberi-kannya kepadanya.’ Abu Hurairah mengatakan, lalu saya menjumpai ‘Abdullah bin Salam, kemudian saya sampaikan hadits ini kepada-nya. Maka dia berkata, ‘Aku lebih mengetahui waktu tersebut.’ Kemudian saya katakan, ‘Be-ritahukan waktu itu kepadaku, dan janganlah engkau kikir kepadaku.’ Dia menjawab, ‘Yaitu setelah ‘Ashar hingga terbenamnya matahari.’ Selanjutnya saya katakan, bagaimana mampu setelah ‘Ashar, sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah seorang hamba muslim bertepatan dengannya sedang dia dalam keadaan shalat,’ sedang pada waktu itu tidak diperbolehkan mengerjakan shalat?’ Maka ‘Abdullah bin Salam berkata, ‘Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Barangsiapa duduk di kawasan duduk sambil menunggu shalat, maka dia dalam keadaan shalat?’ ‘Benar,’ jawabku. Dia berkata, ‘Itulah waktu tersebut.’
2014@abdkadiralhamid
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا.
‘Sesungguhnya pada hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim bertepatan dengannya sedang dia bangkit berdo’a memohon sesuatu kebaikan kepada Allah, melainkan Dia akan menawarkan hal itu kepadanya.’ Dan dia memberi arahan dengan tangan dia untuk menunjukkan sedikitnya waktu itu.”(HR. Bukhari dan Musim)
Dari beberapa dalil yang dijelaskan ulama waktu tersebut adalah:
1. Setelah imam Jumat naik mimbar, duduk antara dua khutbah hingga selesai shalat
2. Setelah ashar
Mungkin antara dua khutbah sudah banyak yang mengetahuinya sebagai waktu mustajab doa. Ternyata, ba’da ashar waktu yang mustajab.“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ.
‘Pada hari Jum’at terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Tuhan melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh alasannya yaitu itu, carilah ia di final waktu setelah ‘Ashar.’( Sunan At-Tirmidzi 2/360)
Iman Ahmad rahimahullah berkata,
قال الإمام أحمد : أكثر الأحاديث في الساعة التي تُرجى فيها إجابة الدعوة : أنها بعد صلاة العصر ، وتُرجى بعد زوال الشمس . ونقله عنه الترمذي .
“kebanyakan hadits mengenai waktu yang diperlukan terkabulnya doa yaitu ba’da ashar dan setelah matahari bergeser (waktu shalat jumat).
Ibnu Majah meriwayatkan,
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلاَمٍ قَالَ: قُلْتُ وَرَسُولُ اللهِ جَـالِسٌ إِنَّا لَنَجِدُ فِي كِتَابِ اللهِ فِي يَوْمُِ الْجُمُعَةِ سَـاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُؤْمِنٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ فِيهَا شَيْئًا إِلاَّ قَضَى لَهُ حَاجَتَهُ، قَالَ عَبْدُ اللهِ: فَأَشَارَ إِلَيَّ رَسُولُ اللهِ أَوْ بَعْضُ سَاعَةٍ، فَقُلْتُ: صَدَقْتَ أَوْ بَعْضُ سَاعَةٍ، قُلْتُ: أَيُّ سَاعَةٍ هِيَ؟ قَالَ: هِيَ آخِرُ سَاعَاتِ النَّهَارِ، قُلْتُ: إِنَّهَا لَيْسَتْ سَاعَةَ صَلاَةٍ؟ قَالَ: بَلَى إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا صَلَّى ثُمَّ جَلَسَ لاَ يَحْبِسُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ فَهُوَ فِي الصَّلاَةِ.
“Dari ‘Abdullah bin Salam Radhiallahu ‘anhu, dia berkata, saya berkata ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tengah duduk, ‘Sesungguhnya kami menerima di dalam kitab Allah, Pada hari Jum’at terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba mukmin bertepatan dengannya sedang dia berdo’a memohon sesuatu kepada Tuhan pada dikala itu melainkan Dia akan memenuhi kebutuhannya.’ ‘Abdullah mengatakan, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan kepadaku atau sebagian waktu. Lalu saya katakan, ‘Engkau benar atau sebagian waktu.’ Maka saya tanyakan, “Kapan waktu itu?” Beliau menjawab, “Yaitu final waktu siang.” Lalu kukatakan, “Ia bukan waktu shalat?” Beliau menjawab, “Benar, gotong royong seorang hamba mukmin kalau mengerjakan shalat kemudian duduk, yang dia tidak tertahan kecuali oleh shalat, maka dia dalam keadaan shalat.”
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ خَيْـرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُهْبِطَ مِنْهَا وَفِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يُصَلِّي فَيَسْأَلُ اللهَ فِيهَا شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَلَقِيتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ سَلاَمٍ، فَذَكَرْتُ لَهُ هَذَا الْحَدِيثَ، فَقَالَ: أَنَا أَعْلَمُ بِتِلْكَ السَّاعَةِ، فَقُلْتُ: أَخْبِرْنِي بِهَا وَلاَ تَضْنَنْ بِهَا عَلَيَّ، قَالَ: هِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ، فَقُلْتُ: كَيْفَ تَكُونُ بَعْدَ الْعَصْرِ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللهِ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ يُصَلِّي وَتِلْكَ السَّاعَةُ لاَ يُصَلَّى فِيهَا، فَقَـالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلاَمٍ: أَلَيْسَ قَدْ قَالَ رَسُولُ اللهِ : مَنْ جَلَسَ مَجْلِسًا يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ فَهُوَ فِي صَلاَةٍ، قُلْتُ: بَلَى قَالَ: فَهُوَ ذَاكَ.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sebaik-baik hari di mana matahari terbit yaitu hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari yang sama dia dimasukkan ke Surga, pada hari itu juga dia diturunkan darinya. Pada hari itu terdapat satu waktu di mana seorang hamba muslim tidak bertepatan dengannya ketika dia dalam keadaan shalat lalu berdo’a memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan memberi-kannya kepadanya.’ Abu Hurairah mengatakan, lalu saya menjumpai ‘Abdullah bin Salam, kemudian saya sampaikan hadits ini kepada-nya. Maka dia berkata, ‘Aku lebih mengetahui waktu tersebut.’ Kemudian saya katakan, ‘Be-ritahukan waktu itu kepadaku, dan janganlah engkau kikir kepadaku.’ Dia menjawab, ‘Yaitu setelah ‘Ashar hingga terbenamnya matahari.’ Selanjutnya saya katakan, bagaimana mampu setelah ‘Ashar, sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah seorang hamba muslim bertepatan dengannya sedang dia dalam keadaan shalat,’ sedang pada waktu itu tidak diperbolehkan mengerjakan shalat?’ Maka ‘Abdullah bin Salam berkata, ‘Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Barangsiapa duduk di kawasan duduk sambil menunggu shalat, maka dia dalam keadaan shalat?’ ‘Benar,’ jawabku. Dia berkata, ‘Itulah waktu tersebut.’
2014@abdkadiralhamid
Komentar
Posting Komentar